Bila
berbicara soal kekuatan tubuh membunuh kuman, mata adalah juaranya.
Temuan ilmuwan University of California di Berkeley ini dapat mengarah
pada pembuatan obat antimikroba baru dan murah.
Hasil riset
mereka menunjukkan protein dalam mata dapat membantu menjauhkan bakteri
patogen. Tim ilmuwan mata menemukan bahwa ada bagian kecil protein
keratin dalam mata yang memainkan peran kunci dalam mengusir bakteri.
Peneliti
menggunakan versi sintetis dari fragmen keratin tersebut untuk menguji
beragam bakteri patogen. Molekul sintetis itu efektif membunuh bakteri
penyebab penyakit pemakan daging dan radang tenggorokan (Streptococcus
pyogenes), diare (Escherichia coli), infeksi staph (Staphylococcus
aureus), dan infeksi cystic fibrosis paru-paru (Pseudomonas aeruginosa).
Temuan yang
dipublikasikan dalam Journal of Clinical Investigation edisi Oktober ini
dapat mengungkap sumber senjata baru dalam memerangi bakteri penyebab
penyakit. Fragmen keratin ini relatif mudah dibuat sehingga berpotensi
sebagai obat murah.
"Yang
menarik, keratin ini sudah ada dalam tubuh kita, sehingga pasti tidak
beracun dan bersifat biocompatible," kata peneliti utama studi itu,
Suzanne Fleiszig, dosen mikrobiologi dan penyakit menular di School of
Optometry UC Berkeley.
"Molekul
antimikroba alami yang diidentifikasi dalam riset sebelumnya ternyata
toksik atau mudah dinonaktifkan oleh konsentrasi garam dalam tubuh
kita."
Protein
kecil yang ditemukan tim ilmuwan ini adalah turunan dari cytokeratin 6A,
salah satu protein filamen yang saling berhubungan membentuk jejaring
di seluruh sitoplasma sel epitel.
"Dulu kami
menduga cytokeratin hanyalah protein struktural, tapi studi kami
memperlihatkan bahwa fragmen keratin ini juga memiliki kemampuan
memerangi mikroba," kata Connie Tam, anggota tim peneliti.
"Cytokeratin
6A dapat ditemukan dalam sel epitel kornea manusia, begitu pula di
kulit, rambut, dan kuku. Ini adalah area tubuh yang terus-menerus
terpapar mikroba, sehingga masuk akal bila mereka menjadi bagian dari
sistem pertahanan tubuh."
Riset
tentang cytokeratin 6A di laboratorium Fleiszig berawal ketika tim
peneliti berupaya memecahkan misteri daya tahan mata terhadap infeksi
yang luar biasa.
Mereka
menemukan bahwa tidak ada bakteri yang hidup di permukaan mata, berbeda
dengan permukaan tubuh lainnya. Dalam eksperimen kultur di laboratorium,
terbukti jaringan kornea mampu menyapu bersih bakteri patogen.
"Sangat
sulit menginfeksi kornea dari mata yang sehat," kata Fleiszig. "Kami
bahkan menggunakan kertas tisu untuk merusak sel permukaan mata dan
mengolesnya dengan bakteri, namun tetap menemui kesulitan memasukkan
bakteri ke dalam kornea."
0 comments:
Post a Comment
Silahkan Berkomentar